Baptisan yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis merupakan baptisan yang melambangkan pembersihan atas dosa-dosa orang yang hendak dibaptis dimana orang tersebut sadar harus meninggalkan segala dosanya dan pembersihan tersebut itu dilambangkan dengan baptisan seperti orang yang mandi, dicuci bersih dengan siraman air dari atas ke bawah. Air yang turun dari atas ke bawah itu melambangkan Roh Kudus karena Yohanes Pembaptis mengatakan bahwa dia membaptis dengan air tetapi Tuhan Yesus akan membaptis dengan Roh Kudus (Mat 3:11). Air itu melambangkan Roh Kudus maka jikalau baptian air itu melambangkan Roh Kudus maka baptisan secara pencurahan itu adalah baptisan yang alkitabiah.
Tuhan Yesus dibaptiskan oleh Yohanes, seperti perkataan Yesus, untuk menggenapkan seluruh kehendak Allah. Dalam terjemahan bhs. Inggris, kalimat tersebut menggunakan kata ‘to fulfill all righteousness’. Righteousness yang artinya kebenaran. Seluruh kehendak Allah pun merupakan kebenaran. Jadi apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus itu adalah untuk menggenapi kehendak Allah.
Yesus yang adalah Allah itu mau datang ke dunia sebagai manusia dan pada saat sebagai manusia, Dia datang dengan merendahkan diri-Nya, itulah kenosis. Waktu sebagai manusia, Dia merendahkan diri-Nya dan mengakui bahwa kemutlakan ada pada kehendak Bapa maka Yesus datang untuk menggenapi kehendak Bapa. Hal itulah yang menjadi tujuan dari Kristus, demikian pula kita, sebagai ciptaan Allah, seharusnya juga memiliki tujuan untuk menggenapkan kehendak Allah. Seorang kristen sejati adalah seorang kristen yang selalu menggumulkan kehendak Bapa di Sorga. Jangan cuma memikirkan pekerjaan-pekerjaan kita sendiri di dunia ini.
Baptisan pada Tuhan Yesus itu merupakan suatu proklamasi Allah dari Sorga. Proklamasi yang menyatakan bahwa Yesus adalah Anak yang diutus oleh Bapa dan yang resmi memulai pelayanan-Nya. Pernyataan kepada semua orang bahwa Dia yang datang ke dunia adalah Mesias yang dijanjikan dimana janji itu telah digenapi.
Orang-orang kristen adalah orang-orang yang seharusnya menghargai proklamasi-proklamasi yang Allah nyatakan terlebih lagi proklamasi itu merupakan tindakan langsung dari Sorga. Pada waktu pembaptisan Kristus oleh Yohanes berlangsung, terdapat intervensi langsung dari Sorga dan hal ini merupakan hal yang luar biasa terjadi pada waktu itu. Perhatikan pada ayat 16 yang menyatakan hal tersebut. Tanda dari proklamasi-Nya ialah peristiwa langit terbuka. Lukas juga mencatat peristiwa terbukanya langit pada saat Kristus berdoa setelah dibaptis (Luk 3:21). Peristiwa langit terbuka ini juga terjadi pula pada masa selanjutnya yaitu saat Stefanus dirajam batu. Seperti apakah langit terbuka itu? Birunya langit yang kita lihat saat ini itu seperti terkoyak dan langit yang terkoyak itu memperlihatkan dimensi berbeda yang di atas kita, dimensi surgawi. Langit yang terbuka itu menyatakan adanya intervensi dari Sorga. Langit yang terbuka juga menyatakan suatu hubungan dimana Allah yang mau berelasi dengan manusia yang ada di bumi. Langit yang terbuka juga menyatakan kehadiran Allah Roh Kudus dengan gambaran Roh Kudus turun seperti burung merpati. Maksud dari kata ‘turun’ disini bukan berarti sebelumnya Allah Roh Kudus itu tinggal diam di Sorga lalu turun ke bumi. Maksud yang benar adalah kehadiran Roh Kudus itu merupakan proklamasi dimana proklamasi itu dinyatakan dengan tanda-tanda. Orang-orang itu bisa melihat tanda-tanda yang telah dinyatakan. Roh Kudus turun itu menyatakan penyertaan Allah kepada Anak-Nya yang Tunggal untuk menjalankan misi Kerajaan Sorga. Begitu pula dengan perkataan Allah Bapa, suatu proklamasi, yang mengatakan, ‘Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan’.
Semua itu adalah pernyataan dari Sorga yang menguatkan dan meneguhkan serta menyatakan bahwa Kristus datang bukan untuk melakukan kehendak-Nya sendiri. Justru Dia datang untuk menggenapi kehendak Bapa (Mat 5:17). Kristus menjalankan tugas-Nya di bawah otoritas Kitab Suci maka kita pun harus mentaati otoritas Kitab Suci dan mengerjakan kehendak Allah juga di bawah otoritas Kitab Suci sekaligus kita diajarkan melalui teladan Kristus untuk tidak menganggap remeh kehendak Allah.
Mari kita perhatikan nats dalam Efesus 4:6 perihal otoritas. Allah kita adalah Allah yang hidup, Allah yang memberikan pernyataan seperti pernyataan Allah pada waktu Kristus dibaptis. Kemudian nats dalam Efesus 1:22 perihal otoritas Kristus terhadap segala sesuatu. Maka pada waktu baptisan itu terdapat tiga otoritas yaitu otoritas dari Allah Bapa, Allah Anak yaitu Kristus, dan Allah Roh Kudus. Hal ini juga sekaligus menyatakan suatu pernyataan yang salah pada golongan Sabelianisme. Paham Sabelianisme memandang bahwa Allah Bapa itu yang menjelma menjadi Kristus dan Kristus yang menjelma Roh Kudus. Pandangan tersebut adalah pandangan yang salah besar.
Kiranya kita diingatkan kembali bahwa kita hidup untuk menggenapkan seluruh kehendak Allah di dalam hidup kita masing-masing sama seperti Kristus yang datang untuk menggenapkan seluruh kehendak Bapa di Sorga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar